Selamat Datang Di Blog : Tuah Sang Muda Mengapa Harus Melupakan Pahlawan yang telah Memberikan Perjuangan Yang Panjang

Chating Yuk....Sampaikan Komentar


Senin, 18 Februari 2008

WHO Berdamai Soal Flu Burung Dengan Indonesia

Jakarta, Endonesia -- WHO dan Indonesia berdamai. Badan Kesehatan PBB itu kemarin mengumumkan, setelah Wakil Dirjen Penyakit Menular WHO David Heyman dan Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari mengadakan pertemuan Jumat pekan silam, pemerintah Indonesian akhirnya sepakat untuk kembali berbagi sampel virus flu burung. Hasil lain pertemuan itu, WHO berjanji akan mencari upaya untuk memastikan vaksin flu burung yang dihasilkan dari riset atas sample H5NI asal Indonesia akan terdistribusikan secara merata dan tersedia setiap saat di negara-negara berkembang yang membutuhkannya.
Dalam kaitan itu, WHO dan Depkes sepakat untuk mengadakan pertemuan tinggi tinggi dengan pejabat kesehatan negara Asia dan Pasifik guna membahas mekanisme untuk mendapatkan vaksi flu burung dan juga sistem produksinya. ''Sikap Indonesia telah menyadarkan masyarakat international akan perlunya negara berkembang memperoleh manfaat dari upaya berbagai sampel virus flu burung, juga tentang perlunya menghadirkan vaksi flu burung dengan harga terjangkau,'' kata Heyman dalam keterangan persnya. Heyman juga menegaskan, WHO mendukung upaya Indonesia berbagai sample flu burung dengan perusahaan vaksin guna menghasilkan vaksi secepatnya, dan juga mendukung upaya Indonesia untuk dalam jangka panjang melakukan transfer teknologi guna menghasilkan vaksi flu burung sendiri. Menurut WHO, hingga saat ini sudah tercatat 274 kasus flu burung di seluruh dunia, yang 167 kasus di antaranya mengakibatkan kematian. Di Indonesia sendiri, dari 81 kasus positif flu burung, 63 kasus menyebabkan kematian.
Indonesia harus lebih hati-hati akan niat baik WHO karena bisa saja indonesia tertipu lagi karena WHO hanya inginkan sample Virus Flu Burung untuk memenuhi kepasitas senjata mereka yang akan mereka ciptakan karena yang hanya ada sample flu burung itu di indonesia, kalau menteri kesehatan Siti Fadilah Supari, kurang hati - hati mengambil keputusan itu maka dampaknya akan menghancurkan indonesia sendiri, yang pasti keputusan bukan karena paksaan yang mengambil tindakan yang tak semestinya. WHO itu hanya berbohong besar, maka perjanjian sesuai dengan hukum international yang berlaku adalah penting untuk memperkuat kerja sama itu sendiri agar kelak tidak menjadi senjata makan tuan.

Tidak ada komentar: