Selamat Datang Di Blog : Tuah Sang Muda Mengapa Harus Melupakan Pahlawan yang telah Memberikan Perjuangan Yang Panjang

Chating Yuk....Sampaikan Komentar


Senin, 18 Februari 2008

Flu Burung masih menyerang

Perspektif Online17 January 2007



Ini bukan topik wacana lagi, tapi soal hidup dan mati.
Pasien Flu Burung (Reuters)
Kita ambil highlights dari laporan Tempo di bawah ini:
Indonesia menjadi negara yang memiliki kasus flu burung tertinggi pada 2006 dengan 55 kasus dan 45 orang meninggal
Pada tahun ini sampai 15 Januari, sudah empat orang meninggal dunia akibat flu burung
Sebanyak 223 dari 444 kabupaten/kota di seluruh Indonesia merupakan wilayah endemi (daerah yang pernah terserang dan selalu "menyimpan") virus flu burung. "Angka ini sudah melebihi separuh kabupaten di Indonesia," kata Kepala Urusan Komunikasi Publik Unit Manajemen Kampanye Flu Burung Departemen Pertanian Memed Z.H

Komisi Nasional Flu Burung menetapkan status kejadian luar biasa untuk seluruh Indonesia setelah empat orang meninggal karena terinfeksi flu burung di Jakarta dan Tangerang dalam empat hari terakhir
Pemerintah tidak menduga bakal mendapat serangan flu burung secara mendadak di awal tahun. Sebab, selama Desember lalu, tak ada satu pun kasus flu burung yang dilaporkan. "Kami tak siap dengan program pencegahan, kata sekretaris jenderal komisi nasional flu Burung Bayu Krishnamurti

---Koran Tempo Senin, 15 Januari 2007
Separuh Indonesia Endemi Flu Burung


Ada kemungkinan 70 persen penduduk Jakarta membawa virus mematikan ini.
JAKARTA -- Sebanyak 223 dari 444 kabupaten/kota di seluruh Indonesia merupakan wilayah endemi (daerah yang pernah terserang dan selalu "menyimpan") virus flu burung. "Angka ini sudah melebihi separuh kabupaten di Indonesia," kata Kepala Urusan Komunikasi Publik Unit Manajemen Kampanye Flu Burung Departemen Pertanian Memed Z.H. kepada Tempo di Jakarta, Sabtu lalu.
Menurut dia, angka yang dikumpulkan hingga Jumat lalu naik dari sebelumnya, yakni kurang dari 200 kabupaten/kota. Hingga kini, hanya tiga provinsi yang bebas virus mematikan itu, yaitu Maluku, Maluku Utara, dan Gorontalo.
Memed menjelaskan provinsi yang menjadi wilayah endemi flu burung dibagi menjadi dua kategori, yakni daerah risiko tinggi dan daerah dengan intensitas kejadian rendah. Daerah risiko tinggi inilah yang masuk target utama vaksinasi Departemen Pertanian (lihat peta). Hanya ada lima provinsi lain yang "selamat" dan tidak masuk dua kategori itu.
Direktur Kesehatan Hewan Departemen Pertanian Musni Suatmodjo menambahkan, pada November tahun lalu, pemerintah pusat membagikan 48 juta dosis vaksin kepada 14 provinsi berisiko tinggi. Departemen itu juga telah membagikan lebih dari 191 ribu alat pendeteksi flu burung (rapid test kit) kepada 33 provinsi.
Departemen Pertanian, kata dia, belum memiliki peta hot spot flu burung semua provinsi. Sebab, selain laporan daerah tersendat, pemetaan memerlukan waktu dan sumber daya manusia yang memadai. Ahli biologi molekuler Universitas Airlangga, C.A. Nidom, memperkirakan Jakarta dan Tangerang merupakan episentrum (pusat) wabah flu burung. Hipotesis ini diperoleh berdasarkan hasil simulasi berbagai model yang dibuat melalui perhitungan bio-informatika. Pakar flu burung ini menjelaskan, jika pemerintah melakukan pemeriksaan kepada semua penduduk Jakarta, 70 persen di antaranya ada kemungkinan membawa virus mematikan ini, meskipun tak selalu sakit atau mati. Nidom mengatakan pemerintah seharusnya tidak kecolongan oleh meledaknya kasus flu burung di Jakarta. Sebab, berbagai ahli sebenarnya telah memperingatkan hal itu jauh-jauh hari sebelumnya.
Flu burung di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi memang mengganas lagi. Dalam dua pekan sudah dua orang tewas, yakni warga Kalideres dan Tangerang. Di Kalideres, Jakarta Barat, beberapa kerabat dan tetangga korban kini juga mengalami panas tinggi dan diduga terkena flu burung. Menurut Nidom, flu burung di Jakarta dan Tangerang sudah sangat mengkhawatirkan dan diduga virus ini sudah bisa menular antar manusia. Bahkan juga menular ke kucing. EWO RASWA FERY F
---
Koran Tempo Minggu, 14 Januari 2007
Indonesia Masuk Kejadian Luar Biasa
Pemerintah mengaku kecolongan.

JAKARTA -- Komisi Nasional Flu Burung menetapkan status kejadian luar biasa untuk seluruh Indonesia setelah empat orang meninggal karena terinfeksi flu burung di Jakarta dan Tangerang dalam empat hari terakhir. "Ini jadi problem besar bagi kami," kata sekretaris jenderal komisi itu, Bayu Krishnamurti, kemarin. Pemerintah tidak menduga bakal mendapat serangan flu burung secara mendadak di awal tahun. Sebab, selama Desember lalu, tak ada satu pun kasus flu burung yang dilaporkan. "Kami tak siap dengan program pencegahan," kata Bayu. Terakhir, dua pasien flu burung meninggal di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta. Zu, 29 tahun, warga Mampang, Jakarta Selatan, meninggal pada Jumat lalu pukul 22.30 WIB. Adapun AA, 22 tahun, warga Kebon Nanas, Tangerang, meninggal dini hari kemarin, pukul 00.25 WIB. Mukhtar Ikhlas, Ketua Tim Penanggulangan Flu Burung RS Persahabatan, mengatakan kedua pasien itu meninggal setelah mengalami gagal pernapasan. Organ tubuh lain mereka, seperti hati dan paru-paru, tak berfungsi.
Pada Kamis malam lalu, Nyonya Ri, 39 tahun, warga Pondok Jagung, Serpong, Tangerang, juga meninggal. Sehari sebelumnya, seorang warga Kalideres, Jakarta Barat, meninggal akibat serangan avian influenza. Keempat korban itu menambah panjang daftar orang meninggal karena flu burung di Indonesia menjadi 61 orang, dari 71 orang yang positif terinfeksi. Di Jakarta, kami kecolongan," kata Direktur Kesehatan Hewan Departemen Pertanian Musni Suatmodjo soal meledaknya virus flu burung itu. Hingga kemarin, RS Persahabatan masih merawat intensif Ar, 18 tahun, anak Ri, yang positif terkena flu burung. Kondisi Ar terus memburuk. "Radang paru-parunya meluas," kata Priyanti, anggota tim flu burung rumah sakit itu. Di samping itu, masih ada enam pasien dengan status suspect flu burung. Mereka adalah Fi, 8 tahun, NJ (14), Ad (19), Mu (14), Ha (10), dan SF (8). Keenam pasien ini masuk RS Persahabatan pada Jumat sore dan malam, setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi.
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara, juga masih merawat dua pasien yang diduga kuat terkena flu burung. Juru bicara rumah sakit itu, Sardikin Giri Putro, mengatakan seorang warga Bogor, W, 16 tahun, masuk ruang rawat intensif Kamis lalu. Adapun B, 14 tahun, sudah sepekan terbaring di ruang isolasi. Virus avian influenza tidak hanya mengubek-ubek Jakarta dan sekitarnya. Di Bandung, lima pasien dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Hasan Sadikin. "Empat orang suspect, seorang dalam penyelidikan," kata Hadi Jusuf mewakili tim dokter flu burung di rumah sakit pemerintah itu. Yang masuk kategori suspect adalah D, 33 tahun, R, 14 tahun, dan A, 8 bulan. Pasien satu keluarga ini berasal dari Cicalengka, Bandung. Satu pasien lagi, Dj, 55 tahun, berasal dari Plered, Purwakarta. NAFI MOSES FIKRI SOFYAN EWO

Tidak ada komentar: